Melangkah Bersama Menuju Indonesia Emas: Pemilihan Duta Stunting dan Edukasi Nutrisi untuk Masa Depan Cerah

Melangkah Bersama Menuju Indonesia Emas: Pemilihan Duta Stunting dan Edukasi Nutrisi untuk Masa Depan Cerah

Oleh: Putri Apriliani, Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya

Stunting merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan masyarakat Indonesia yang menjadi penghalang utama tercapainya generasi emas pada masa depan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5% pada tahun 2023, angka yang jauh melebihi ambang batas. Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada akhir 2024.

Dampak Stunting bagi Kesehatan dan Perkembangan Anak

Stunting tidak hanya berdampak pada aspek fisik, seperti tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia, tetapi juga memiliki konsekuensi yang jauh lebih serius dalam jangka panjang. Dampak jangka panjang stunting meliputi gangguan perkembangan otak, penurunan kapasitas belajar, peningkatan risiko penyakit tidak menular, serta berkurangnya produktivitas di usia dewasa. Oleh karena itu, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun. Nutrisi yang baik pada masa ini menjadi faktor penentu utama dalam pencegahan stunting dan mendukung tumbuh kembang anak agar dapat mencapai potensi maksimalnya.

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Stunting

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama berbagai pihak terus berupaya menurunkan prevalensi stunting melalui berbagai program. Salah satunya adalah Pemilihan Duta Stunting dan Edukasi Nutrisi bagi ibu yang memiliki balita. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu dan generasi muda, mengenai pentingnya pola makan sehat dan pemenuhan gizi yang tepat dalam mencegah stunting.

Pada 17 dan 18 Maret 2023, kegiatan ini diselenggarakan di STIKES Respati dan Balai Desa Cikunir, dengan dua kegiatan utama: Pemilihan Duta Stunting untuk kalangan pelajar SMA/sederajat dan Penyuluhan Nutrisi Balita dengan pengukuran status gizi di Desa Cikunir.

Pemilihan Duta Stunting: Mencetak Agen Perubahan

Pada 17 Maret 2023, kegiatan pemilihan Duta Stunting dilaksanakan di STIKES Respati, melibatkan peserta dari kalangan pelajar SMA/sederajat. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mencari individu yang memiliki pengetahuan mendalam tentang stunting dan mampu menjadi agen perubahan yang mengedukasi masyarakat.

Para peserta mengikuti beberapa tahapan seleksi yang menguji pengetahuan mereka mengenai penyebab, dampak, dan cara pencegahan stunting. Materi yang diberikan meliputi:

  • Definisi stunting dan langkah-langkah pencegahannya
  • Pentingnya pemberian ASI eksklusif dan makanan bergizi seimbang
  • Kemampuan berbicara di depan umum untuk mengedukasi masyarakat

Para peserta yang terpilih sebagai Duta Stunting diharapkan dapat menyebarkan informasi ini di kalangan teman-teman sebaya dan masyarakat luas, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Penyuluhan Nutrisi Balita: Meningkatkan Kesadaran Gizi pada Ibu

Pada 18 Maret 2023, penyuluhan nutrisi balita dilaksanakan di Balai Desa Cikunir, khusus untuk ibu-ibu yang memiliki balita. Sebelum penyuluhan dimulai, ibu-ibu peserta diminta mengisi pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mereka mengenai gizi, stunting, dan langkah pencegahan yang dapat dilakukan.

Setelah itu, penyuluhan dilanjutkan dengan materi tentang pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang pada anak usia balita. Penyuluhan ini memberikan informasi praktis mengenai cara menyiapkan makanan sehat bergizi untuk anak, menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah ditemukan. Beberapa contoh makanan yang dibahas antara lain:

  • Pure sayuran
  • Bubur kacang hijau
  • Ikan dan telur yang kaya akan protein dan lemak sehat

Selain itu, ibu-ibu juga diberikan pemahaman tentang nutrisi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan mikronutrien (vitamin A, zat besi, kalsium, dan asam folat) yang sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan kognitif balita.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Pengukuran Status Gizi

Untuk mendukung penyuluhan, diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita di Desa Cikunir. PMT ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi langsung bagi balita yang berisiko stunting atau yang terindikasi kekurangan gizi. Makanan yang diberikan mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan gizi.

Selain itu, dilakukan juga pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mendeteksi stunting sejak dini. Pengukuran status gizi ini penting untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami stunting, yang dapat dideteksi melalui pengukuran tinggi badan yang dibandingkan dengan standar pertumbuhan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika panjang atau tinggi badan anak lebih rendah dari minus dua standar deviasi (SD), maka anak tersebut terindikasi mengalami stunting.

Meningkatkan Kesadaran dan Aksi Masyarakat

Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran ibu-ibu di Desa Cikunir mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang tepat dan cara mencegah stunting. Melalui penyuluhan ini, ibu-ibu memahami lebih dalam tentang gizi seimbang dan praktik masak sehat, serta cara mendeteksi dan mencegah stunting pada anak. Selain itu, pengukuran status gizi memberikan data yang berguna untuk merancang program intervensi yang lebih efektif.

Di sisi lain, Duta Stunting yang terpilih akan menjadi agen perubahan di komunitas mereka, menyebarkan informasi penting tentang pencegahan stunting kepada teman-teman sebaya dan keluarga mereka.

Mengarah ke Indonesia Emas 2045

Pemilihan Duta Stunting dan Penyuluhan Nutrisi Balita yang dilaksanakan pada 17-18 Maret 2023 di Desa Cikunir merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan stunting. Dengan keterlibatan aktif dari ibu-ibu balita dan generasi muda, diharapkan program ini dapat berkontribusi besar dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Melalui pemahaman yang benar mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang tepat serta deteksi dini stunting melalui pengukuran status gizi, kita dapat mewujudkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Referensi

  1. Dewey, K. G., & Begum, K. (2016). Long-term consequences of stunting in early life. Maternal & Child Nutrition, 12(S1), 12-26.
  2. World Health Organization. (2014). Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. WHO.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2022. Kemenkes RI.