MITOS ATAU FAKTA?
Pelajari Penyebab Stunting Pada Masa Kehamilan & Mencegahnya!
Oleh: Jessica Dwi Pertama, Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya
Pendahuluan
Stunting atau kerdil pada anak merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang cukup serius, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar untuk usianya, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—dimulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Masyarakat sering kali menganggap bahwa stunting hanya disebabkan oleh faktor genetik atau kekurangan gizi. Namun, faktanya, penyebab stunting jauh lebih kompleks. Beberapa faktor seperti kesehatan ibu selama kehamilan, makanan yang dikonsumsi, akses terhadap layanan kesehatan, pengetahuan ibu, dukungan keluarga, serta pola asuh anak berperan besar dalam risiko stunting.
Sayangnya, pembahasan tentang penyebab stunting sering kali dirumitkan oleh mitos dan informasi yang salah. Banyak ibu hamil mungkin tidak memperoleh informasi yang tepat mengenai penyebab stunting dan langkah-langkah pencegahannya. Kesalahpahaman ini bisa memperburuk kondisi kesehatan ibu dan anak. Artikel ini akan membahas mitos dan fakta seputar penyebab stunting pada ibu hamil serta memberikan panduan pencegahan yang dapat dilakukan.
Mitos dan Fakta tentang Stunting pada Ibu Hamil
Mitos 1: Stunting disebabkan oleh faktor keturunan.
Fakta: Meskipun faktor genetik mempengaruhi tinggi badan seseorang, penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi yang berlangsung secara kronis sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Mitos 2: Stunting hanya terjadi pada keluarga yang kurang mampu.
Fakta: Stunting bisa terjadi pada semua lapisan masyarakat, tanpa memandang status ekonomi. Ketidaktahuan tentang gizi dan pengasuhan yang tepat sering menjadi pemicu utama masalah ini.
Mitos 3: Stunting disebabkan oleh kurang makan.
Fakta: Stunting bukan hanya disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan, tetapi lebih kepada kualitas makanan yang dikonsumsi. Kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin menjadi penyebab utama stunting.
Mitos 4: Stunting tidak bisa dicegah.
Fakta: Stunting sangat bisa dicegah dengan tindakan yang tepat, terutama sejak masa kehamilan.
Mitos 5: Makan ikan saat hamil bikin bayi jadi amis.
Fakta: Ikan mengandung banyak nutrisi penting, seperti omega-3, vitamin A, vitamin D, dan mineral. Mengonsumsi ikan selama kehamilan sangat disarankan untuk mendukung perkembangan janin.
Penyebab Stunting pada Ibu Hamil yang Mempengaruhi Pertumbuhan Janin
-
Kekurangan Gizi
Gizi yang kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan ketidakcukupan nutrisi yang diperlukan selama kehamilan, terutama protein, zat besi, dan vitamin. Kekurangan nutrisi penting ini dapat menghambat pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko stunting pada bayi. -
Infeksi
Infeksi pada ibu hamil, seperti infeksi saluran pernapasan atau penyakit menular seksual, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan mempengaruhi pertumbuhan janin. -
Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, atau kurang beraktivitas fisik dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi. Gaya hidup tidak sehat ini dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin, sehingga berisiko menyebabkan kelahiran bayi dengan masalah pertumbuhan. -
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk meningkatkan kemungkinan terkena infeksi yang berkontribusi pada stunting. Ibu hamil yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat berisiko tinggi terkena infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi gizi dan pertumbuhan janin.
Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan Ibu Hamil untuk Mencegah Stunting Sejak Dalam Kandungan
-
Menjaga Asupan Makanan Bergizi
Selama masa kehamilan, penting bagi ibu untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin. Asupan gizi yang optimal akan mendukung kesehatan ibu dan janin. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, sehingga dokter dapat memantau perkembangan janin dan memberikan perawatan yang diperlukan jika ada masalah. -
Menjaga Kesehatan Tubuh
Pastikan tubuh tetap sehat dengan cukup istirahat, mengelola stres dengan baik, serta menjauhi kebiasaan merokok dan minum alkohol. Menghindari hal-hal yang dapat merusak kesehatan sangat penting untuk memastikan bahwa janin berkembang dengan baik. -
Konsumsi Suplemen Sesuai Petunjuk Dokter
Selain makanan bergizi, suplemen seperti zat besi dan asam folat juga penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Suplemen ini membantu mencegah anemia dan memastikan bahwa tubuh ibu memperoleh nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin. -
Olahraga Ringan Secara Teratur
Aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki atau senam hamil, dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan ibu hamil. Olahraga teratur juga dapat membantu ibu hamil merasa lebih bugar dan mengurangi stres.
Kolaborasi untuk Mencegah Stunting
Mencegah stunting bukan hanya tugas ibu hamil, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan generasi muda yang sehat. Dengan kolaborasi yang baik, kita dapat memutuskan siklus stunting dan memberikan masa depan yang cerah bagi generasi mendatang. Stunting bukanlah takdir yang tidak bisa diubah—dengan pengetahuan dan tindakan yang tepat, stunting bisa dicegah. Mari jadi orang tua yang cerdas dengan memberikan nutrisi terbaik bagi ibu hamil dan bayi!
Daftar Pustaka
- Halodoc (2023). Ibu, Kenali 8 Fakta Penting Mengenai Stunting pada Anak.
- Genbest. Mitos dan Fakta Seputar Stunting yang Perlu Ibu Muda Ketahui.
- PEMPROV Jateng (2023). Makan Ikan Saat Hamil Bikin Bayi Amis?.
- Anik Fadilah et al. (2022). Sosialisasi Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil di Desa Dradah.