KEKURANGAN ENERGI KRONIS DAN STUNTING PADA BALITA
Bagaimana prevalensi KEK di Indonesia?
Indonesia menghadapi tiga masalah gizi dalam kehamilan yaitu kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan anemia. Hampir sembilan dari sepuluh (89%) ibu hamil memiliki asupan energi rendah selama trimester pertama (dianggap kurang dari 1700 kkal per hari) dan setidaknya enam dari sepuluh ibu hamil memiliki pola makan yang tidak seimbang yang mengandung kurang dari lima kelompok makanan (64%) dan mengonsumsi minuman berpemanis (60%)1.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah untuk segera ditangani. Secara global prevalensi KEK pada ibu hamil tahun 2016 mencapai 35-75%. Pada tahun 2016 Indonesia merupakan negara dengan urutan keempat sebagai negara dengan prevalensi KEK tertinggi di Dunia. Berdasakan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi KEK pada wanita hamil di Indonesia sebesar 17,3% dan mengalami penurunan pada tahun 2023 yaitu sebesar 16,9%2.
Apa itu KEK?
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu. Ibu hamil dikatakan mengalami KEK apabila memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm3.
Sumber gambar : https://soloabadi.com/catat-ini-dia-cara-menambah-lingkar-lengan-atas-lila/
Bagaimana Cara Mengetahui Ibu Hamil Mengalami KEK?
Cara untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami KEK yaitu dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dengan menggunakan pita ukur, jika hasil pengukuran ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil dikategorikan mengalami KEK. Pemeriksan ini dilakukan pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan.
Apa Saja Yang Dapat Menyebabkan KEK Pada Ibu Hamil?
Penyebab KEK dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab Langung
Asupan makanan yang tidak adekuat
Selama hamil kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu mengalami peningkatan, sehingga asupan nutrisi juga perlu ditingkatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan mendukung proses pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil sering terjadi kekurangan gizi, hal ini terjadi karena asupan zat gizi yang dikonsumsi tiap harinya tidak mencukupi untuk proses pertumbuhan janin serta mendukung status gizi ibu hamil yang sehat. Jika ini dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan ibu hamil yang sebelumnya tidak KEK tiudak mustahil akan mengalami KEK dan yang sudah KEK akan menimbulkan bahaya yang lebih besar.
Penyakit infeksi
Penyakit infeksi yang dialami oleh ibu hamil akan memberikan dampak terhadap status gizi ibu. Infeksi yang diderita oleh ibu hamil akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi dan sebaliknya malnutrisi akan mempengaruhi ibu hamil terkena penyakit infeksi, dengan mekanisme patologis yang dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan yaitu penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual atau muntah. Terdapat beberapa penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain tuberculosis, campak dan batuk rejan (whooping cough).
Penyebab Tidak Langsung
Usia ibu hamil
Usia ibu hamil sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan termasuk status gizi ibu hamil. Wanita yang berada pada usia kurang dari 20 tahun tergolong usia terlalu muda untuk hamil karena pada usia tersebut sistem reproduksi masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Saat wanita memasuki usia 20-35 tahun maka wanita tersebut dianggap aman untuk hamil karena pada periode usia tersebut sistem reproduksi sudah dalam kondisi yang matang. Apabila ibu hamil mengalami kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun maka bayi yang dikandungnya akan bersaing dengan ibu muda untuk mendapatkan gizi, karena sama-sama mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kondisi ini mengakibatkan ibu mengalami kekurangan energi kronis4.
Pendapatan keluarga
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan keluarga berhubungan erat dengan daya beli. Keluarga yang memiliki pendapatan yang tinggi biasanya akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga dengan mengutamakan kualitasnya5.
Pengetahuan tentang gizi
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk perilaku setiap individu, termasuk perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lama dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan mengenai gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Semakin luas pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan ibu hamil6.
Paritas (jumlah anak)
Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan ibu akan menemui kondisi gangguan kesehatan seperti anemia, kurang gizi, kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
Apakah KEK menyebabkan stunting pada anak?
Terdapat beberapa dampak yang disebabkan oleh kondisi KEK pada ibu hamil, diantaranya; meningkatkan risiko persalinan prematur, berat badan lahir rendah, peningkatan risiko kematian bayi baru lahir, dan kenaikan risiko anemia pada ibu hamil7. Ibu hamil dengan KEK memiliki risiko untuk melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Kondisi tersebut disebabkan janin mengalami kondisi pertumbuhan terhadpat selama kehidupan didalam uterus5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan antara KEK pada ibu hamil dengan kejadian stunting. Ibu yang mengalami KEK memiliki risiko lebih tinggi memiliki balita stunting sebesar 27,4% dibandingkan dengan balita yang tidak mengalami stunting. Kondisi ketidak cukupan nutrisi yang dialami oleh ibu secara kronis meningkatkan risiko stutning pada balita 8,9.
Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi KEK ibu hamil
Pencegahan dan penanggulangan KEK pada ibu hamil harus dilakukan terhadap faktor langsung dan faktor tidak langsung. Asupan nutrisi yang adekuat dan pencegahan terhadap penyakit infeksi merupakan hal yang perlu dilakukan. Selain itu faktor penyebab tidak langsung juga menjadi perhatian untuk melakukan pencegahan terjadinya KEK pada ibu hamil.
Sumber gambar: https://res.cloudinary.com/dk0z4ums3/image/upload/v1706276073/attached_image/makronutrien-ketahui-jenis-dan-dampaknya-jika-tubuh-kekurangan-0-alodokter.jpg
Asupan energi yang masuk ke dalam tubuh diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sedangkan pengeluaran energi digunakan untuk metabolisme basal, aktivitas fisik dan efek termik makanan. Keseimbangan antara pemasukan energi dan pengeluaraannya akan menciptakan status gizi normal pada ibu hamil. Adapun zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air 10.
Ibu hamil yang teridentifikasi sebagai gizi kurang LiLA (<23,5 cm) atau IMT (<18,5 kg/m2) pada trimester pertama harus menerima pemberian makanan tambahan bersama dengan pendidikan dan konseling gizi, serta saran untuk meningkatkan asupan energi sebesar +500 kalori/hari diatas kebutuhan energi minimum (yang dihitung berdasarkan berat badan). Pemberian makanan tambahan dilakukan dalam bentuk biskuit energi protein seimbang yang diberikan selama 90 hari yang mencakup dua keping biskuit per hari selama trimester pertama dan tiga keping biskuit per hari selama trimester kedua dan ketiga. Biskuit di distribusikan melalui puskemas atau posyandu selama kunjungan ANC1.
Refrensi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan United nation Children’s Fund. 2023. Gizi Ibu di Indonesia: Analisis Lanskap dan rekomendasi. Jakarta: UNICEF
Rahayu, A. N., & Purnomo, W. (2024). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Wanita Hamil di Indonesia. Jurnal Promotif Preventif, 7(3), 562-568.
Rohmah, L. (2020). Program pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kekurangan energi kronis. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(Special 4), 812-823.
Fitri, N. L., Sari, S. A., Dewi, N. R., Ludiana, L., & Nurhayati, S. (2022). Hubungan usia ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat Kota Metro. Jurnal Wacana Kesehatan, 7(1), 26-31.
Andini, F. R. (2020). Hubungan faktor sosio ekonomi dan usia kehamilan dengan kejadian kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Puskesmas Prambontergayang Kabupaten Tuban. Amerta Nutrition, 4(3), 218.
Wati, L., Ernalia, Y., & Haslinda, L. (2014). Hubungan pengetahuan mengenai gizi, pendapatan keluarga dan infestasi soil transmitted helminths dengan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil di daerah pesisir Sungai Siak Pekanbaru. JOM, 1(2), 1-5.
Putri, A. A., & Salsabila, S. (2023). Dampak Penyakit KEK Pada Ibu Hamil. Student Scientific Creativity Journal, 1(3), 246-253.
Purwitaningtyas, R., & Paramitha, I. A. (2024). Hubungan Riwayat Anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Ibu Pada Saat Hamil Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Tahun 2023. Cendekia: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 4(2), 115-123.
Rohmawati, W., Wintoro, P. D., & Sari, T. W. (2021). Hubungan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil dengan Kejadiann Stunting di Klaten. MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(1), 40-44.
Abadi, E., & Putri, L. A. R. (2020). Konsumsi makronutrien pada ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di masa pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(2).