Stunting pada Remaja Putri

Stunting pada Remaja Putri

Oleh: Adella Sekar Diviani  

Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya


Latar Belakang:

    Stunting adalah masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya asupan gizi yang kronis, infeksi berulang, atau pola makan yang tidak seimbang di masa awal kehidupan. Dampak stunting tidak hanya terlihat pada anak-anak, tetapi juga dapat berlanjut hingga usia remaja, khususnya pada remaja putri. 

    Remaja adalah fase penting dalam perkembangan manusia, di mana terjadi perubahan sosial, biologi, dan psikologi (WHO, 2014b). Fase ini terbagi menjadi dua tahapan: remaja awal (10-14 tahun) dan remaja akhir (15-19 tahun). Secara global, diperkirakan 1,2 triliun orang atau 16% dari populasi dunia adalah remaja, dengan hampir 90% tinggal di negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah.

    Remaja memiliki peran penting dalam pencegahan stunting karena mereka akan menjadi generasi penerus. Sayangnya, edukasi mengenai stunting belum maksimal, terutama di sekolah-sekolah yang tidak memiliki kurikulum khusus tentang parenting dan gizi, sehingga banyak remaja yang kurang pengetahuan.

    Prevalensi stunting di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia (8,4%), Thailand (4,1% - 8,4%), dan Vietnam (14-15%). Di Filipina, prevalensi stunting mencapai sekitar 30% pada anak di bawah 5 tahun, dan masalah ini juga berlanjut pada remaja. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sekitar sepertiga remaja Indonesia mengalami stunting (29% pada perempuan dan 38% pada laki-laki), serta 11% remaja berusia 13-15 tahun tergolong sebagai kurus (9% perempuan dan 13% laki-laki) (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

    Remaja putri yang mengalami masalah gizi, seperti anemia defisiensi zat besi, berisiko tinggi melahirkan anak dengan stunting. Data terbaru menunjukkan bahwa 32% remaja usia 15-24 tahun di Indonesia mengalami anemia (Kemenkes, 2024). Riskesdas 2018 mencatat bahwa 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 dalam kondisi kurus dan sangat kurus. 

    Hasil Global Health Survey 2015 mengidentifikasi penyebab tingginya angka stunting, antara lain karena remaja jarang sarapan, melakukan diet ketat, serta kurangnya konsumsi serat dari sayuran dan buah. Selain itu, angka pernikahan remaja yang tinggi di Indonesia berkontribusi terhadap kurangnya pengetahuan tentang pentingnya gizi dan stimulasi yang tepat.


Upaya Penanggulangan:  

    Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan program nasional seperti pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri di sekolah guna mengatasi anemia dan mencegah stunting di masa depan. Kendati demikian, keberhasilan program ini menuntut peran aktif masyarakat, khususnya keluarga, untuk memastikan remaja mendapatkan pola makan yang sehat dan bergizi. Selain itu, edukasi gizi yang komprehensif diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi remaja putri.


Penutup:

    Masalah stunting pada remaja putri memerlukan perhatian serius akibat dampaknya yang luas, terutama pada kesehatan reproduksi generasi mendatang. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang terintegrasi yang melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk meningkatkan status gizi remaja putri. Edukasi gizi, program suplementasi, serta perbaikan akses layanan kesehatan adalah langkah-langkah penting dalam mengatasi permasalahan ini. Dengan demikian, kita dapat mendorong terciptanya generasi yang lebih sehat dan bebas dari risiko stunting.


Daftar Pustaka:

1. [Infostunting](https://infostunting.wonogirikab.go.id/berita/read/pencegahan-stunting-pada-remaja)  

2. [Global Nutrition Report](https://globalnutritionreport.org/)  

3. [Unusa](https://unusa.ac.id/2024/03/03/cegah-stunting-mulai-dari-remaja)  

4. [Jurnal Poltekkes Palu](https://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/SHJIG/article/download/1489/504/6561)  

5. [Kemenkes](https://promkes.kemkes.go.id/pub/files/files283TTD_REMATRI_OK2.pdf)  

6. [Litbang Kemenkes](https://www.litbang.kemkes.go.id/riskesdas/)