Pemulihan Pasca Melahirkan: Masa Nifas Sambil Merawat Bayi
Oleh: Vina Agustina, Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya
Masa nifas adalah periode pemulihan setelah persalinan, di mana organ reproduksi wanita kembali pulih sebelum kehamilan berikutnya. Menurut Widyastuti dalam penelitian Hariani, selama masa nifas, ibu dapat mengalami berbagai komplikasi yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurunnya daya tahan tubuh, kurangnya pengetahuan tentang perawatan nifas, kekurangan gizi, kebersihan diri yang tidak memadai, dan kelelahan. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah melalui kunjungan dan perawatan yang tepat.
Rismawati dalam penelitiannya juga mencatat bahwa salah satu masalah utama adalah penurunan cakupan kunjungan masa nifas oleh tenaga kesehatan serta kurangnya perawatan pada ibu nifas. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti anemia, luka perineum yang lama sembuh, dan kelelahan yang dapat berdampak pada kesehatan mental ibu. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2021, cakupan kunjungan masa nifas mencapai 88,3%, namun di Jawa Barat angka ini menurun hingga 60%.
Masa nifas berlangsung sekitar 6-8 minggu setelah persalinan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama masa nifas meliputi:
- Kontrol Kesehatan: Lakukan kontrol minimal 4 kali, yaitu pada 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu setelah persalinan.
- Pemeriksaan Rutin: Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, fundus tinggi, dan suhu secara berkala.
- Penilaian Fungsi: Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.
- Kondisi Psikologis: Pastikan kondisi psikologis ibu baik. Dukung ibu secara emosional dan pastikan ia mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat dalam merawat bayinya.
- Vaksinasi: Dapatkan vaksin tetanus jika diperlukan.
- Edukasi Kesehatan: Berikan informasi kepada ibu untuk segera menemui dokter jika mengalami perdarahan berlebihan, sekret vagina berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan, sesak napas, bengkak di wajah dan anggota gerak, serta nyeri atau bengkak pada payudara.
Kondisi Klinis Wanita Selama Masa Nifas
Selama masa nifas, wanita perlu memantau beberapa kondisi klinis, antara lain:
- Suhu Tubuh: Suhu tubuh tidak boleh melebihi 38°C. Peningkatan suhu yang persisten selama dua hari berturut-turut dapat menandakan infeksi.
- Payudara: Payudara mungkin terasa kencang, bengkak, atau nyeri. Gunakan kompres hangat atau waslap dingin untuk mengurangi ketidaknyamanan. Konsumsi obat pereda nyeri hanya atas rekomendasi dokter.
- Vagina: Vagina mungkin terasa sakit atau tidak nyaman, terutama setelah persalinan spontan. Gunakan bantal untuk kenyamanan saat duduk.
- Kontraksi Uteri: Kontraksi uterus penting untuk mencegah perdarahan berlebih dan membantu proses penyusutan rahim.
Selama masa nifas, wanita akan mengalami pengeluaran darah kotor atau lochia dari vagina. Lochia dibagi menjadi tiga periode berdasarkan warna dan konsistensi:
- Lochia Rubra: Pada 24 jam pertama setelah melahirkan, perdarahan paling berat dengan warna merah cerah. Gumpalan darah kecil hingga besar mungkin terlihat.
- Lochia Serosa: Setelah 24 jam pertama, darah mulai berubah menjadi cokelat gelap hingga merah muda dengan konsistensi yang lebih encer. Ini biasanya berlangsung selama 3-10 hari.
- Lochia Alba: Setelah 10-14 hari, lochia berwarna kekuningan hingga kecokelatan dan volume perdarahan berkurang signifikan. Lochia alba biasanya berakhir sebelum masa nifas berakhir.