Peran Calon Pengantin (Catin) dalam Menurunkan Prevalensi Kejadian Stunting

Peran Calon Pengantin (Catin) dalam Menurunkan Prevalensi Kejadian Stunting

Oleh: Anita Siti Nurjanah, Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya

Apa Itu Stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari masa janin hingga anak berusia 2 tahun. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari standar usia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Kasus stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk institusi, media, dan sektor swasta. Kerjasama yang solid dari berbagai pihak akan sangat menentukan upaya kita untuk menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia.

Prevalensi Stunting di Indonesia

Prevalensi stunting di Indonesia telah menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2013, prevalensinya tercatat sebesar 37,2%, dan berhasil turun menjadi 21,5% pada tahun 2023 (Kemensetneg RI). Meski demikian, target penurunan stunting yang ditetapkan untuk akhir tahun 2024 adalah 14%, yang berarti upaya lebih lanjut harus terus dilakukan untuk mencapai angka tersebut.

Mengapa Calon Pengantin (Catin) Perlu Terlibat?

Stunting sering kali berawal dari ketidaksiapan gizi pada calon ibu sejak masa pranikah. Oleh karena itu, calon pengantin (catin) perlu mendapatkan edukasi mengenai pentingnya gizi yang cukup, pola hidup sehat, dan pemahaman terkait pencegahan stunting. Sebuah penelitian oleh Sukmayenti dan Annisa (2022) menunjukkan bahwa banyak calon pengantin yang masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang stunting dan belum siap untuk melakukan pencegahannya.

Melalui pendidikan yang tepat, pengetahuan calon pengantin akan meningkat, yang pada gilirannya akan membantu mereka mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah stunting pada anak mereka. Hal ini didukung oleh temuan dari Trisnawati dan Ani (2023) yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan calon pengantin setelah mengikuti edukasi tentang stunting.

Selain itu, calon pengantin juga perlu mendapatkan informasi tentang hak dan tanggung jawab mereka terkait perencanaan keluarga, termasuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak, berapa banyak anak yang diinginkan, serta bagaimana merencanakan jarak kelahiran yang sehat.

Catin Harus Tahu Gejala Stunting

Gejala stunting pada anak meliputi keterlambatan perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik, serta gangguan metabolisme yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Anak yang mengalami stunting juga lebih rentan sakit dan memiliki kemampuan belajar yang rendah. Stunting biasanya disebabkan oleh kekurangan gizi pada ibu selama kehamilan, yang menghambat perkembangan organ-organ penting janin.

Untuk itu, calon pengantin perempuan (catin wanita) perlu memeriksa kondisi kesehatan dan status gizi mereka di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Pemeriksaan ini akan membantu memastikan bahwa calon ibu memiliki kondisi tubuh yang optimal untuk mendukung kehamilan yang sehat dan mencegah risiko stunting pada anak.

Anak Pendek, Apakah Pasti Stunting?

Tidak semua anak yang memiliki tubuh pendek berarti mengalami stunting. Namun, anak yang stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya. Selain gangguan fisik, stunting juga berdampak pada perkembangan otak anak, yang berpengaruh pada kemampuan berpikir dan prestasi belajar mereka.

Faktor Risiko Stunting

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya stunting antara lain kekurangan gizi sebelum dan selama kehamilan. Catin wanita yang kekurangan gizi sejak usia remaja memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak yang mengalami stunting. Oleh karena itu, calon pengantin harus memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan bergizi dan memiliki gaya hidup sehat sebelum dan selama kehamilan.

Selain itu, meskipun bayi lahir sehat, jika tidak mendapatkan ASI eksklusif atau mengalami masalah kesehatan seperti diare, risiko stunting tetap ada. Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk memahami cara merawat bayi dengan baik setelah lahir.

Peran Catin dalam Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting dimulai jauh sebelum kehamilan, dan calon pengantin memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan prevalensinya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh calon pengantin wanita antara lain:

  1. Perhatikan Asupan Gizi: Konsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral, serta perbanyak makan buah, sayuran, dan protein.
  2. Periksa Kesehatan secara Rutin: Lakukan pemeriksaan status gizi, berat badan, dan kesehatan tubuh di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
  3. Perhatikan Jarak Kehamilan: Hindari hamil terlalu muda atau terlalu tua. Perencanaan kehamilan yang matang dapat membantu mencegah stunting.
  4. Hindari Merokok dan Alkohol: Kedua kebiasaan ini dapat merusak kualitas sel telur dan sperma, serta memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.

Selain itu, calon pengantin juga harus menghindari empat hal yang disebut "4 T" untuk menjaga kesehatan reproduksi, yaitu:

  • Terlalu muda
  • Terlalu tua
  • Terlalu banyak
  • Terlalu dekat (jarak kehamilan yang terlalu rapat)

Kesimpulan

Pencegahan stunting membutuhkan peran aktif dari calon pengantin untuk memastikan bahwa mereka siap secara fisik dan mental untuk merencanakan kehamilan yang sehat. Dengan edukasi yang tepat, calon pengantin dapat mengurangi risiko stunting dan memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh dengan sehat dan optimal.

Referensi:

  • BKKBN. (2021). Pendampingan Keluarga bagi Calon Pengantin (Catin). Diakses dari simpega.com
  • Sukmayenti dan Annisa Sholihat. (2022). Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Kesiapan Calon Pengantin Wanita dalam Upaya Pencegahan Stunting di KUA Kuranji Kota Padang. Diakses dari journal.scientic.id
  • Trisnawati, Y dan Ani Muluandari. (2023). Edukasi Stunting Pada Wanita Pranikah di Kampung Wonosari Kelurahan Batu IX Kota Tanjungpinang. Diakses dari https://e-jurnal.anugerahbintan.ac.id
  • Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2024). Buka Rakornas Stunting, Wapres Ungkap Keberhasilan Pemerintah Turunkan Prevalensi Lima Tahun Terakhir. Diakses dari Buka Rakornas Stunting, Wapres Ungkap Keberhasilan Pemerintah ...
  • Nurhanisah, Yuli. (2023). Angka Stunting Indonesia Turun. Diakses dari https://indonesiabaik.id/infografis/angka-stunting-indonesia-turun