Stunting pada Calon Pengantin (Catin)

Stunting pada Calon Pengantin (Catin)

Oleh: Hamba Allah, Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya

Pendahuluan
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak dianggap terhambat pertumbuhannya jika tinggi badannya berada lebih dari dua standar deviasi di bawah median standar pertumbuhan anak. Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 21,6% berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Meskipun ada penurunan dari tahun sebelumnya (24,4% pada 2021), Indonesia masih perlu melakukan upaya besar untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Stunting dapat terjadi bahkan sejak sebelum bayi dilahirkan. Berdasarkan SSGI 2022, 18,5% bayi dilahirkan dengan panjang badan kurang dari 48 cm, yang menunjukkan potensi stunting sejak dalam kandungan.

Peran Calon Pengantin dalam Menanggulangi Stunting
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2018), calon pengantin (catin) adalah pasangan yang akan melangsungkan pernikahan dan sedang dalam proses memenuhi persyaratan hukum dan administratif untuk pernikahan. Calon pengantin, khususnya calon ibu, memegang peran penting dalam memutus rantai stunting karena kondisi kesehatan mereka akan sangat mempengaruhi kualitas kehamilan dan kesehatan anak yang akan dilahirkan.

Rendahnya pengetahuan calon pengantin tentang gizi, kesehatan reproduksi, dan perencanaan kehamilan sering menjadi penyebab utama tidak optimalnya pertumbuhan anak di masa depan. Persiapan pra-nikah sangat krusial untuk mengatasi risiko stunting pada anak. Calon pengantin yang tidak memerhatikan status gizinya, seperti anemia atau kekurangan mikronutrien, berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang merupakan faktor risiko utama terjadinya stunting. Selain itu, pernikahan usia dini yang masih terjadi di beberapa daerah dapat meningkatkan risiko tersebut, mengingat tubuh calon ibu yang belum matang secara biologis. Oleh karena itu, intervensi berupa edukasi tentang gizi, kesehatan reproduksi, dan pengawasan usia pernikahan sangat diperlukan untuk mempersiapkan calon pengantin yang sehat.

Kondisi Risiko Melahirkan Anak Stunting pada Catin
Untuk mengetahui risiko melahirkan anak dengan stunting, beberapa faktor harus diperhatikan. Salah satu penyebab utama stunting adalah status gizi yang buruk pada calon ibu. Beberapa faktor risiko stunting pada calon ibu antara lain:

  1. Indeks Massa Tubuh (IMT)
    IMT digunakan untuk menilai apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat. Jika IMT berada di bawah atau di atas kategori normal, berarti berat badan tersebut mungkin tidak ideal. Oleh karena itu, penting bagi calon ibu untuk menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga agar IMT tetap dalam kategori normal.

  2. Lingkar Lengan Atas (LILA)
    Pengukuran LILA digunakan untuk menilai risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada calon ibu. Angka LILA yang rendah menunjukkan bahwa kekurangan gizi telah berlangsung lama, bahkan sejak masa remaja. Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin wanita untuk menjaga asupan gizi yang seimbang dan memerhatikan kondisi gizi tubuhnya sejak dini.

  3. Anemia
    Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin dalam darah rendah (di bawah 12 mg/dl), yang bisa menghambat pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah. Calon ibu yang mengalami anemia perlu mendapatkan perawatan kesehatan dan asupan gizi yang cukup hingga kadar hemoglobin kembali normal.

  4. Usia yang Tidak Ideal
    Kehamilan pada usia terlalu muda (di bawah 20 tahun) atau terlalu tua (di atas 35 tahun) berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, atau masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, usia ideal untuk melahirkan adalah antara 21 hingga 35 tahun.

  5. Merokok
    Merokok dapat mengganggu penyerapan gizi oleh tubuh, meningkatkan risiko bayi lahir prematur, atau dengan berat badan rendah. Selain itu, kebiasaan merokok dapat menambah beban ekonomi keluarga, karena uang yang seharusnya digunakan untuk membeli makanan bergizi justru digunakan untuk membeli rokok.

Pencegahan Stunting pada Catin
Beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan oleh calon pengantin untuk mengurangi risiko melahirkan anak dengan stunting:

  1. Mempersiapkan Fisik Catin
    a. Kenali dan Jaga Alat Reproduksi
    Calon pengantin perlu menjaga kesehatan fisik secara umum, termasuk kesehatan organ reproduksi. Sebagai contoh, calon pengantin wanita perlu memahami tentang kesehatan organ reproduksi untuk mendukung kehamilan yang sehat. Pemeriksaan kesehatan rutin seperti pemeriksaan IVA dan Pap Smear juga sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi dan penyakit serius seperti kanker serviks.

    b. Periksa Kesehatan Secara Menyeluruh
    Calon pengantin wanita perlu menjalani pemeriksaan kesehatan umum, termasuk pemeriksaan berat badan, tinggi badan, IMT, serta cek anemia. Pemeriksaan lanjutan seperti tes TORCH (toksoplasma, rubela, citomegalovirus, herpes simplex) dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) juga penting untuk memastikan kesehatan calon pengantin. Imunisasi HPV juga penting untuk mencegah kanker serviks di kemudian hari.

    c. Makan dengan Gizi Seimbang
    Calon pengantin harus menjaga pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, yang mencakup konsumsi makanan pokok, sumber protein, sayuran, buah-buahan, dan cukup air putih. Memperhatikan proporsi makanan, seperti mengisi setengah piring dengan sayur dan buah-buahan, serta sebagian lainnya dengan protein dan karbohidrat, sangat penting untuk mendukung kesehatan reproduksi dan pertumbuhan bayi yang optimal.

Kesimpulan
Persiapan pra-nikah yang baik sangat penting untuk mengurangi risiko stunting pada anak. Dengan menjaga status gizi, kesehatan reproduksi, serta memperhatikan usia pernikahan dan gaya hidup sehat, calon pengantin dapat berkontribusi pada pencegahan stunting dan memastikan kelahiran bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan yang rutin dan konsumsi makanan bergizi adalah langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh calon pengantin untuk mempersiapkan kehamilan yang optimal.

Daftar Pustaka

  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2024). Panduan Hari Gizi Nasional Ke-64 Tahun 2024.
  • Training of Trainer (ToT) Pendampingan Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting.
  • World Health Organization (WHO). Stunting in a Nutshell.
  • Modul Pendampingan Keluarga bagi Calon Pengantin (Catin).