SBH Toward Zero New Stunting

 SBH Toward Zero New Stunting

Oleh: Anggi Andini, Program Studi Sarjana 1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Respati Tasikmalaya

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi yang memengaruhi bayi sejak sebelum lahir hingga masa awal kehidupan. Dampaknya bisa terlihat pada pertumbuhan fisik yang tidak normal, seperti tubuh yang kerdil, berat badan yang tidak seimbang, serta keterlambatan perkembangan kognitif. Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi seimbang pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Di tengah tantangan saat ini, stunting masih menjadi masalah di banyak daerah, termasuk di Kabupaten Tasikmalaya. Meskipun pemerintah setempat telah menjalankan beberapa program untuk menanggulangi stunting, seperti Rembuk Stunting dan penilaian kinerja, masalah ini masih ada. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pelayanan kesehatan, pemerintah kabupaten, maupun masyarakat, termasuk remaja yang aktif dalam sektor kesehatan, seperti yang dilakukan oleh Saka Bakti Husada.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki wadah bernama Saka Bakti Husada, yang menjadi tempat bagi remaja dan dewasa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman dalam bidang kesehatan. Tujuan utama dari Saka Bakti Husada adalah untuk menghasilkan kader pembangunan di bidang kesehatan yang mampu menjadi teladan dalam mempromosikan hidup sehat di masyarakat. Salah satu materi yang wajib dikuasai oleh anggota Saka Bakti Husada adalah Krida Bina Gizi, yang sangat relevan dalam upaya bersama mewujudkan Zero New Stunting.

Saat ini, angka stunting di Kabupaten Tasikmalaya tercatat sebesar 20,7%, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 27,2%. Penurunan ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang baik, Zero New Stunting dapat tercapai.

Fokus pada Solusi dan Upaya Pencegahan Stunting

Pembahasan mengenai stunting tidak hanya berfokus pada dampak buruk yang ditimbulkannya, tetapi juga pada solusi untuk mengurangi angka stunting dan bahkan mewujudkan Zero New Stunting. Stunting sering dimulai dari masa kehamilan, di mana ibu hamil tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang. Kekurangan gizi selama kehamilan dapat berdampak buruk pada perkembangan bayi dalam kandungan. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting tidak bisa hanya mengandalkan ibu hamil dan keluarganya, tetapi juga harus melibatkan berbagai sektor, termasuk sektor remaja yang aktif dalam wadah Saka Bakti Husada.

Saka Bakti Husada hadir di berbagai daerah, bahkan ada yang dinaungi oleh puskesmas setempat atau Dinas Kesehatan. Seperti halnya Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame, yang berada di bawah naungan Puskesmas Sukarame dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. Kolaborasi antara Saka Bakti Husada dan puskesmas akan memperkuat upaya pemberantasan stunting, karena materi yang diajarkan di Saka Bakti Husada, seperti Krida Bina Gizi, mendukung program puskesmas dalam pemberantasan stunting.

Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame telah bekerja sama dengan Puskesmas Sukarame dan berbagai posyandu untuk menyosialisasikan stunting dan cara pencegahannya. Upaya ini meliputi kampanye ke sekolah-sekolah, serta penyuluhan mengenai makanan pencegah stunting yang berbahan dasar ikan lele. Mengingat Sukarame dikenal dengan banyaknya sumber daya ikan, Saka Bakti Husada memanfaatkan bahan lokal yang tersedia. Program ini juga telah mendapatkan perhatian dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat, yang telah melakukan uji klinis terhadap menu makanan yang dibuat dan menyosialisasikannya di posyandu-posyandu.

Muatan Sosialisasi dan Pentingnya Pengetahuan Gizi Seimbang

Sosialisasi yang dilakukan oleh Saka Bakti Husada terkait stunting mencakup pemahaman tentang definisi stunting itu sendiri, yaitu kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usia mereka akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada ibu selama kehamilan atau pada anak di masa pertumbuhannya.

Selain itu, Saka Bakti Husada juga memberikan informasi mengenai ragam makanan yang mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil, yang antara lain meliputi:

  1. Asam folat dan protein yang dapat ditemukan pada kacang-kacangan, hati, dan sayuran.
  2. Kalsium dari susu dan ikan-ikanan.
  3. Protein dari ikan, ayam, dan telur.
  4. Zat besi dari daging merah tanpa lemak.
  5. Vitamin D dari ikan dan jeruk.

Apabila asupan gizi ibu hamil tidak terjaga dengan baik, maka dampaknya pada anak bisa berupa:

  1. Tumbuh kerdil dan berat badan yang tidak sesuai dengan usia.
  2. Tingkat kecerdasan yang lebih rendah dari rata-rata.
  3. Mudah sakit.
  4. Rentan terhadap berbagai penyakit.

Oleh karena itu, ibu hamil perlu memperhatikan asupan gizi yang seimbang, sanitasi lingkungan yang baik, pengetahuan mengenai pentingnya gizi, serta akses pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga sangat penting untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Sosialisasi mengenai hal ini perlu dilakukan tidak hanya kepada ibu hamil, tetapi juga kepada remaja yang masih bersekolah, karena pengetahuan yang diberikan sejak dini akan memengaruhi perilaku mereka di masa depan.

Saka Bakti Husada dan Dukungan untuk Zero New Stunting

Saka Bakti Husada telah menjadi bagian penting dalam upaya menuju Zero New Stunting. Melalui berbagai kegiatan, seperti penyuluhan, sosialisasi, dan pemberdayaan masyarakat, Saka Bakti Husada berperan aktif dalam mengurangi angka stunting di Kabupaten Tasikmalaya. Dukungan dari pelayanan kesehatan setempat juga sangat membantu mempercepat proses menuju Zero New Stunting.


Sumber Referensi: